Rabu, 11 Juli 2012

Membuat Preparat Hapusan Darah dengan Wright


1.     Bahan dan Alat
-          Darah
-          Mikroskop
-          Obyek glas dan cover glas
-          Kapas, alkohol 70% dan metilalkohol absolut.
-          Air suling
-          Zat warna Wright
-          Blood lancet
2.   Prosedur:
a.       Bersihkan ujung jari telunjuk/tengah tangan kiri dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 70%. Biarkan kering lebih dulu.
b.      Dengan blood lancet atau jarum yang telah dibersihkan dengan alkohol 70%, tusuklah ujung jari tersebut. Hapuslah tetes darah pertama dengan kapas steril.
c.       Teteskan tetes darah berikutnya diatas obyek glas A pada salah satu ujungnya. Sentuhkanlah ujung obyek glas B (kedua) pada tetes darah tersebut, sehingga membentuk sudut ± 30 0 (tetes darah ada dibelakang obyek glas B). Doronglah obyek glas B itu keujung lain dengan cepat dan merata.
d.      Kering anginkan lapisan tipis dari darah tersebut dengan jalan membiarkannya diudara. 
e.       Berikanlah beberapa tetes zat warna Wright pada hapusan darah tersebut dan biarkanlah selama 1 menit.
f.        Kemudian tetesilah hapusan darah tersebut dengan air suling dengan jumlah tets yang sama dengan tetes zat warna Wright, dan biarkan selama 3 menit.
g.       Cucilah preparat tersebut dengan air kran, keringkan diudara dan periksa di bawah mikroskop.
h.       Bila preparat baik (sel-sel darah dapat dilihat dengan jelas dan lengkap), preparat dapat diawetkan dengan jalan menutupkan cover glas pada hapusan darah tersebutdengan zat perekat kanada balsam.
i.         Berilah label sesuai ketentuan.

LinkVisualisasi pembuatan hapusan darah 

Rabu, 04 Juli 2012

Golongan Darah Manusia


            Golongan darah  ditentukan dari jenis zat aglutinogen dalam eritrosit dan agglutinin dalam plasma darah. Aglutinogen berarti zat yang digumpalkan sedangkan aglutinin adalah zat yang menggumpalkan.  Aglutinogen terdiri dari aglutinogen A, B dan AB. Aglutinin terdiri atas agglutinin α (anti-A), β (anti-B), dan α β (anti-A dan B).
            Menurut Landsteiner dan Donath, golongan darah manusia dibagi menjadi 4 golongan sebagai berikut.
a).Golongan darah A, apabila sel darah merahnya mengandung aglutinogen A, dan dalam plasma darah     terdapat agglutinin β (anti-B).
b).Golongan darah B, apabila sel darah merahnya mengandung aglutinogen B, dan dalam plasma darah   terdapat aglutinin α (anti-A).
c).Golongan darah AB, apabila sel darah merahnya mengandung aglutinogen A dan B, dan dalam plasma darah  tidak terdapat aglutinin α dan β.
d).Golongan darah O, apabila sel darah merahnya tidak mengandung aglutinogen A dan B, tetapi  plasma darahnya mengandung aglutinin α dan β.
            Penggolongan darah berperan penting dalam proses transfusi darah dan membantu dalam dunia forensic medical (kedokteran kehamilan) untuk penyelidikan tindak kriminal. Transfusi darah yaitu pemberian darah dari seseorang yang disebut donor kepada seseorang yang membutuhkan darah yang disebut resipien.
         Golongan darah O disebut donor universal sedangkan golongan darah AB disebut resipien universal. Plasma darah dalam transfusi biasanya diencerkan dalam resipien sehingga jarang menyebabkan aglutinasi. Dalam transfusi darah, yang perlu diperhatikan untuk donor yaitu jenis aglutinogen di dalam sel darah merahnya sedangkan bagi resipien macam agglutinin di dalam plasma yang perlu diperhatikan.
                Selain system ABO, ada juga sistem rhesus. Sistem rhesus (Rh) dibagi atas jenis Rh+ dan Rh-. Istilah rhesus diambil dari nama kera Maccacus rhesus. Sistem rhesus ditemukan oleh Dr. Landsteiner dan Weiner (1940). Jika darah seseorang mengandung aglutinogen rhesus, maka orang tersebut termasuk rhesus positif (Rh+) sedangkan yang tidak mengandung aglutinogen rhesus termasuk rhesus negative (Rh-). Pada umumnya orang berkulit berwarna (orang Asia) 85% memiliki sistem Rh+ sedangkan untuk orang berkulit putih (orang Eropa) memiliki system Rh- .
   Sistem rhesus ini penting dalam perkawinan apabila pria Rh+ menikah dengan Rh- , keturunannya memiliki Rh+ (karena Rh+ dominan terhadap Rh-). Anak pertama akan lahir dengan Rh+ dan selamat. Ketika melahirkan, darah anak (Rh+) bercampur dengan darah ibu (Rh-) sehingga tubuh ibu membentuk antibodi pada plasmanya untuk menggumpalkan Rh+. Pada kehamilan kedua dan seterusnya anak akan menderita penyakit kuning sejak lahir yang disebut erythroblastosis foetalis (sel-sel darah merah tidak dapat dewasa) atau anak akan mati prenatal.