Tubuh tanaman sebagian besar terdiri
atas tiga unsur, yaitu C 43,6%, O 44,4% dan H 6,2%. Selain ketiga unsur
tersebut, ia juga memerlukan unsur-unsur lain. Untuk mengetahui unsur-unsur
ini, orang dapat menempuh dua jalan yaitu:
1.
Analisa
abu
Penyelidikan (analisa)
abu ini menunjukkan unsur-unsur apakah yang pada umumnya selalu terdapat di
dalam tubuh tanaman. Abu dari berbagai tanaman yang diselidiki ternyata mengandung
40-60 macam elemen, diantaranya juga terdapat emas dan plutonium.
Adapun elemen-elemen
yang hampir selalu ada di dalam tiap tanaman berjumlah 14 yaitu: C, H, O, N, S,
P, K, Ca, Mg, Fe, sedang unsur-unsur seperti Zn, Mn, Cu, B, Mo ditemukan dalam jumlah
yang sangat kecil. Unsur-unsur lainnya seperti Si, Al, Gl pun sering ditemukan
dalam jumlah yang sangat kecil. Unsur-unsur C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg
ditemukan dalam jumlah agak besar. Oleh karena itu kesembilan unsur ini disebut
makro elemen, sedang sisanya disebut mikro-elemen.
2.
Penanaman
di air atau di pasir
Tanaman mengambil
unsur-unsur dari tanah melalui akarnya, hal ini telah dibuktikan oleh Saussure (1804) dan Liebig (1840). Liebig menemukan bahwa banyaknya unsur-unsur yang
diambil oleh suatu tanaman itu ada pengaruh timbal balik. Unsur yang tersedikit
dapat menyebabkan tidak teresapnya unsur-unsur lain yang berlebih-lebihan. Ini
terkenal sebagai Hukum Minimum
Liebig.
Metode baru yang
diperkenalkan oleh Sachs (1860) dan
oleh Knop (1865) ialah penanaman di
air atau di pasir yang diberi larutan garam-garaman tertentu. Garam-garam yang
dilarutkan di dalam air murni oleh Sachs dan Knop guna penanaman di air adalah
sebagai berikut:
Larutan
Sachs Larutan
Knop
Garam:
|
g/liter
|
Garam:
|
g/liter
|
KNO3
|
1,0
|
Ca(NO3)2.4H2O
|
0,8
|
Ca3(PO4)2
|
0,5
|
KNO3
|
0,2
|
MgSO4.7H2O
|
0,5
|
KH2PO4
|
0,2
|
CaSO4
|
0,5
|
MgSO4.7H2O
|
0,2
|
NaCL
|
0,25
|
FePO4
|
Sedikit sekali
|
FeSO4
|
Sedikit sekali
|
||
Larutan Sachs dan larutan Knop tidak
selalu memberikan pertumbuhan tanaman yang sebaik-baiknya. Banyak percobaan
penanaman di air maupun di pasir sekarang menggunakan suatu ramuan
garam-garaman yang disusun oleh Von der
Crone. Juga Tottingham dan Shive (1914) menemukan cara baru untuk
membuat ramuan substrat. Kedua sarjana ini menggunakan larutan 3 macam garam
pokok yaitu Ca(NO3)2, KH2PO4 dan
MgSO4. Ketiga larutan ini dicampur sehingga nilai osmotiknya
konstan.
Hammer (1940)
menggunakan cara yang hampir serupa dengan cara Tottingham dan Shive, hanya
larutan pokoknya ada yang berlainan. Ia juga menggunakan 3 macam larutan pokok
yaitu:
1)
Nitrat
dari Ca, Mg, K, jadi Ca(NO3)2, Mg(NO3)2,
KNO3.
2)
Sulfat
dari Ca, Mg, K, jadi CaSO4,
MgSO4, K2SO4.
3)
Pospat
dari dari Ca, Mg, K, jadi Ca3(PO4)2,
Mg3(PO4)2, K3PO4.
Ketiga larutan
ini dicampur sehingga diperolehlah larutan-larutan yang semuanya mengandung
kation-kation K, Ca, Mg yang konstan sedang anion-anion nitrat, sulfat dan
pospat berbeda-beda konsentrasinya. Sebagai perbandingan Ia juga membuat suatu
kombinasi lain dimana anion-anion dibuat konstan sedang konsentrasi
kation-kation berbeda-beda. Untuk itu Ia menggunakan larutan tambahan berupa
garam K dari nitrat, sulfat dan H2PO4, idem garam Ca dan
garam Mg dari anion-anion tersebut.
Hoagland (1948) memberikan ramuan yang lain lagi
yang mengandung semua makro- elemen dan mikro-elemen yang juga tercantum
ramuan Von der Crone.
Von der Crone Hoagland
Garam:
|
gm/liter
|
Garam:
|
gm/liter
|
KNO3
|
1,00
|
Ca(NO3)2.4H2O
|
1,18
|
Ca3(PO4)2
|
0,25
|
KNO3
|
0,51
|
CaSO4
|
0,5
|
KH2PO4
|
0,14
|
Fe3(PO4)2
|
0,25
|
MgSO4.7H2O
|
0,49
|
MgSO4
|
0,5
|
Feri-tartrat
|
0,005
|
3.
Guna
elemen-elemen; tanda-tanda jika tanaman ada
kekurangan elemen-elemen pokok
1) Kekurangan
nitrogen mengakibatkan daun tidak
tampak hijau segar melainkan agak kekuning-kuningan. Pembentukan klorofil
terganggu dan sebaliknya pembentukan antosianin tampak lebih giat.
2) Pospor
pada umumnya diambil oleh tanaman dalam bentuk H2PO4-.
Elemen ini diperlukan sekali untuk pembentukan pospolipida, nucleoprotein. Gejala kekurangan pospor ialah
pertumbuhan terhambat daun menjadi hijau-tua, kadang-kadang tampak juga
pembentukan antosianin secara mewah. Pada lembaran dan tangkai daun tampak
bagian-bagian yang mati dan akhirnya daun dapat rontok.
3) Kalium
kedapatan di dalam tubuh tanaman sebagai garam anorganik yang banyak terdapat
pada bagian-bagian tanaman yang menyelenggarakan pertumbuhan. Kekurangan kalium
berakibat terhambatnya fotosintesis dan bertambah giatnya pernapasan.
4) Kalsium
(Ca) diambil dari tanah sebagai kation. Kekurangan Ca menyebabkan desintegrasi
pada ujung-ujung akar. Daun-daun yang paling muda menjadi abnormal bentuknya.
Kalsium berguna untuk menguatkan dinding sel (lamel tengah) dan di dalam banyak
tanaman, unsur ini terdapat sebagai kristal-kristal kalsium-oksalat. Kalsium
mempergiat pembelahan sel-sel di meristem, membantu pengambilan nitrat dan
mengaktifkan berbagai enzim.
5) Magnesium (Mg)
merupakan faktor untuk pembentukan klorofil. Kekurangan Mg mengakibatkan klorosis yang dimulaikan dari batang
bagian bawah, kerap kali diikuti dengan matinya bagian-bagian atau daun
seluruhnya. Menguningnya daun tidak dimulai dari pangkal melainkan dari ujung
sedang tulang-tulang daun tetap berwarna hijau. Magnesium memegang peranan di
dalam pertukaran zat pospat, ikut serta mempengaruhi proses pernafasan dan
mengaktifkan enzim-enzim tansposporilase, dehidrogenase dan karboksilase.
6) Belerang (S)
adalah penyusun macam-macam asam amino, tiamin,biotin: kedua zat yang terakhir
ini sangat penting sebagai vitamin. Kekurangan belerang mengakibatkan daun-daun
muda menjadi kuning sedang daun-daun
yang tua pun berubah menjadi pucat.
7) Besi (Fe)
sangat diperlukan oleh tanaman guna pembentukan klorofil. Kekurangan besi dalam
bentuk ion-ion Fe2+ segera menimbulkan klorosis.
8) Borium (B),
merupakan mikro-elemen yang penting, gejala kekurangan borium ialah lekas
matinya bagian-bagian yang mengalami pertumbuhan.
9) Mangan
(Mn) merupakan mikro-elemen yang mengaktifkan beberapa enzim seperti
dehidrogenase dan karboksilase. Kekurangan Mn mengakibatkan klorosis.
10) Tembaga (Cu),
suatu mikro-elemen yang mempunyai peranan dalam proses-proses oksidasi-reduksi.
Akibat kekurangan unsur ini ialah mengisut dan merananya ujung daun-daun , yang
akhirnya berkesudahan dengan gugurnya seluruh daun.
11) Seng (Zn),
suatu mikro-elemen yang penting dalam mengaktifkan beberapa enzim dan
diperlukan dalam pembentukan asam indol-asetat. Kekurangan Zn mengakibatkan
salah tumbuh (kerdil) pada ujung akar dan akhirnya menghambat pertumbuhan
seluruhnya.
12) Molybdenum (Mo),
ialah mikro-elemen yang paling sedikit dibutuhkan, penting di dalam mereduksikan
nitrat. Kekurangan Mo mengakibatkan terganggunya pertumbuhan tanaman.
13) Aluminium (Al),
mikro-elemen yang terdapat di banyak tanaman. Unsur Al banyak terdapat di dalam
tanah yang sedikit asam.
14) Silisium
(Si), unsur ini diperlukan sekali oleh ganggang Diatomeae, suku Gramineae dan
beberapa suku lainnya.
4.
Persediaan
elemen dan pertumbuhan
Suatu tanaman akan tumbuh dengan
suburnya apabila segala elemen yang dibutuhkannya tersedia cukup, lagi pula
elemen itu ada di dalam bentuk yang sesuai untuk deresap tanaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar